Welcome To The Jungle ......
Oleh : Nico Surya
Ini bukan perjalanan rekreasi. Tapi ini perjalanan yang membawa misi. Misi tentang pembelajaran hidup. Penggalan dari masa lalu. Hmm, hutan yang aku masuki bisa jadi hutan wisata yang sejuk dan indah. Banyak pohon besar yang unik dan langka. Banyak pula tumbuhan hijau yang segar dan berkhasiat. Burung-burung berkicau dengan riangnya. Ikan-ikan menari ditelaga yang bening. Sementara airnya mengalir menyusuri sungai yang meliuk jauh entah kemana. Ada air terjunnya juga. Ada sekelompok rusa yang asik berkejaran dipadang rumputnya. Hmmm, tidak heran jika banyak para petualang yang terpikat untuk memasuki hutan ini. Sekadar ingin berkunjung atau bahkan sengaja untuk menjajal hasrat petualangan mereka ...
Sebenarnya pesona ini telah terdengar sejak beberapa musim terakhir. Aku pernah begitu berharap untuk bisa ikut berkunjung kesana. Tapi aku harus memendam jauh keinginanku itu. Ada faktor ketidakberuntungan yang sangat klasik yang membuat aku dianggap tidak pantas untuk berada disana. Hingga kemudian alam memberiku kesempatan yang tentunya tidak akan aku sia-siakan begitu saja. Ada spirit dan passion yang menyertaiku memasuki hutan itu untuk pertamakalinya. Meskipun beberapa teman yang aku temukan diperjalanan terlihat pulang dengan luka lebam dimana-mana. Mereka pun berkisah penuh dengan rasa cemas ....
Hutan tetap lah sebuah hutan. Betapa pun eloknya hutan itu tetap saja menyimpan kesumat penuh dendam. Jika kemudian aku terkesan begitu lamban dan sangat hati-hati tentunya lebih karena aku perlu benar-benar memahami hutan seperti apa yang tengah aku masuki. Aku perlu tahu siapa yang jadi singanya, siapa yang jadi macannya, siapa yang jadi gajahnya, siapa pula yang jadi monyet dan kancilnya. Salah-salah nanti aku mati konyol diterkam buaya hanya karena aku sok kenal sok dekat dengannya. Aku bisa saja langsung jadi mangsa ular piton hanya karena aku salah menempatkan diri sebagai musuhnya. Kenyataannya sekarang aku sedang berada disebuah hutan. So, welcome to the jungel, Nic!
Aku bersyukur telah ditempa waktu untuk bisa bertahan dalam banyak situasi. Aku juga berterima-kasih pada alam yang telah mendidikku jadi seorang petarung sejati. Pilihanku memang hanya bertahan atau kalah sebagai pecundang. Tentu saja aku tidak sedikit pun berminat pada pilihan kedua. Berulang kali aku harus tersesat. Berkali-kali pula aku harus tersungkur dan terjerembab. Tapi aku menikmati setiap persoalan yang terjadi karena aku telah diingatkan sejak lama bahwa kwalitas diri seseorang hanya bisa dinilai dari seberapa banyak persoalan yang bisa dilaluinya. Semakin banyak konflik, semakin banyak politik, semakin banyak intrik, semakin banyak peluang belajar untuk lebih baik. Aku tidak bisa seketika menjadi dekat dengan semua pihak yang merasa punya taring disana jika tidak diawali dengan persoalan. So, semakin banyak masalah justru membuat aku semakin bersemangat menjalani hidupku dihutan itu. Semakin banyak tantangan membuatku semakin menikmati hari-hariku dihutan itu. Bahkan terkadang aku berharap ada lagi auman harimau yang mengerikan saat aku bermanja-manja ditepian telaga. Aku berharap ada lagi lolongan srigala saat aku dininabobokan angin senja. Seekor babi hutan berpikir bisa menyerudukku dengan kekonyolannya ....
Jika kemudian ada teman-teman yang sedikit keheranan kenapa aku selalu bersikap gembira sementara lebam-lebam ditubuhku mulai terlihat nyata tentu bukan karena aku seorang yang mati rasa. Jika mereka tidak pernah menemukan aku terlihat gundah dan cemas akan begitu banyaknya bahaya disana tentu bukan karena sensitifitas aku yang kurang. Semua karena aku sedang menikmati hidup yang sebenarnya. Kenyataannya hidup tidak pernah menempatkan kita diposisi yang benar-benar aman. Kesenangan hanya akan membuat kita kehilangan naluri untuk bertahan. Menyadari adanya banyak bahaya justru akan membuat kita menjadi seorang yang lebih waspada. Tapi bukan berarti pula kita harus terkungkung oleh ketakutan-ketakutan yang tidak beralasan. Ketakutan itu hanya bahasa dari ketidakberdayaan. Bagiku ketakutan itu hanya urusan aku dan Tuhan. Hanya keputusan-Nya saja yang sempurna membuat aku menjadi seorang yang tidak berdaya. So, selagi aku masih berjalan atas restu-Nya bahkan setan paling menjijikan dari dasar neraka sekalipun tidak perlu aku takutkan. Hutan ini hanya lah media dimana hidupku harus berlangsung saat ini. Tapi hutan ini bukan lah satu-satunya media yang tersedia dijagad raya ini.
Aku pernah begitu merindukan hutan ini jadi sepantasnya aku menikmati setiap menit keberadaanku disini. Meskipun kelak hidupku bisa saja terserak keseluruh penjuru mata angin. Aku tetap lah seorang yang selalu berusaha menikmati hidup. Dalam setiap episode kehidupanku. Bahkan setiap menit yg telah berlalu. Bukankah masa lalu adalah sejarah? Sesuatu yang patut untuk dipelajari bukan untuk ditangisi. Wiseman said, Life’s too short to be worry. So, Enjoy aja kali!